Panduan Praktis SMK Fullday
1.5.18
Panduan Praktis SMK Fullday - Postingan kali ini ditujukan bagi siapa saja yang membutuhkan, baik guru, operator sekolah atau lainnya untuk digunakan sebagai referensi sesuai keperluan dalam kategori Buku,Download,Guru,Kemdikbud,Kepala Sekolah,PDF,SMK,. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Panduan Praktis SMK Fullday. Semoga bisa bermanfaat.
Sumber: Direktorat Pembinaan SMK - Kemdikbud
Terima kasih atas minat Anda untuk membaca postingan 'Panduan Praktis SMK Fullday'. Akhirnya, kami berharap semoga info ini bermanfaat
Panduan Praktis SMK Fullday
Berikut ini adalah berkas Buku Panduan Praktis SMK Fullday. Download file format PDF. Berkas ini ditujukan sebagai referensi untuk Guru, Kepala Sekolah dan lain-lain di SMK.
Panduan Praktis SMK Fullday
Berikut ini kutipan keterangan dari isi Panduan Praktis SMK Fullday:
Panduan disusun untuk memberikan kemudahan bagi SMK untuk langkah mengembangkan diri dari SMK regular biasa menjadi SMK dengan muatan lebih besar guna menjamin lulusan terserap di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Keberterimaan (employability) lulusan SMK sampai saat ini masih menjadi permasalahan besar bagi dunia pendidikan. Sehingga pemerintah dan masyarakat harus terus berupaya mengambil langkah strategis untuk menjawab permasalahan ini. Panduan ini sangat ringkas dan praktis. Untuk mempertajam pelaksanaan kegiatan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
SMK sistem fullday disusun bukan saja untuk menambah jam belajar siswa di SMK tetapi dirancang untuk lebih pada kebutuhan dan tuntutan pengguna lulusan SMK. Kebekerjaan (employability) siswa SMK adalah muara dari semua proses penyelenggaraan SMK dengan segenap daya dukung yang harus disiapkan. Penajaman arah lulusan SMK untuk siap bekerja adalah mengembalikan filosofi dasar berdirinya pendidikan kejuruan.
Dalam buku panduan ini ada 3 ranah yang akan dijadikan tujuan SMK sistem fullday. Ranah pengetahuan, lulusan SMK bukan saja mencapai level mengevaluasi tetapi sampai pada level mencipta produk. Pada ranah keterampilan level kompetensi lulusannya mencapai level kompeten yang lebih tajam dan dan dalam. Dari dua ranah itu diharapkan sikap lulusannya menjadi lebih unggul, siap kekerja, disiplin tinggi dan mandiri. Sehingga buku ini terdiri atas panduan penguatan kualifikasi kompetensi, panduan kompetensi penunjang karir dan bagaimana mengoptimalkan daya dukung institusi sekolah. Kepada kepala sekolah SMK silahkan dapat diterapkan buku ini di sekolah masing-masing tentu dengan menyesuaikan kebutuhan dan kekuatan yang ada.
FULLDAY SCHOOL DAN EMPLOTABILITY SKILLS
FULLDAY SCHOOL
Program fullday school pada hakekatnya tidak hanya upaya menambah waktu dan memperbanyak materi pelajaran saja, namun untuk mengkondisikan siswa agar memiliki pembiasaan hidup yang baik serta pembinaan kejiwaan, mental dan moral anak. Oleh karena itu sekolah dengan sistem ini harus dilengkapi dengan program rekreatif dalam pembelajaran agar tidak timbul kebosanan dalam menempuh studinya. Secara de facto banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia yang sudah menerapkan sistem fullday school. Penerapan sistem ini didasarkan pada kebutuhan capaian pembelajaran di setiap kompetensi. SMK sistem fullday dapat dilihat pada hampir semua pembelajaran kejuruan terutama praktik sudah menggunakan sistem blok atau semi blok. Selain itu pembelajaran di SMK dilaksanakan di dalam dan atau di luar sekolah dalam hal ini Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta pembelajaran dilakukan di dalam jam formal di luar jam formal. Bahkan di beberapa sekolah ada yang harus masuk malam karena menyesuaikan dengan perilaku praktik yang dibutuhkan, misalnya praktik pemijahan benih ikan harus dilakukan pada malam hari. Ada beberapa definisi tentang fullday school. Menurut Baharudin (2009:231) fullday school mempunyai beberapa keunggulan yaitu siswa akan mendapatkan pendidikan umum dan pendidikan keIslaman serta dapat mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler. Hasan (2006:111) menegaskan fullday school bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi kepribadian siswa dengan lebih seimbang. Sedangkan menurut Nur Asni Alfiana Alfiah (2014) menjelaskan sekolah model fullday school dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan tingkat penyesuaian sosial. Sementara itu Budi Winarni (2015) menengarahi adanya pengaruh antara penerapan fullday school terhadap kedisiplinan siswa. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fullday school adalah model sekolah yang menerapkan pendidikan yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa dan meningkatkan kecerdasan emosional dan tingkat penyesuaian sosial yang dilakukan sehari penuh.
EMPLOYABILITY SKILLS
Secara sederhana employability skills adalah ketrampilan yang dapat digunakan untuk bekerja atau istilah populernya adalah kebekerjaan. Menurut Goodwin (2012: 3) employability skill meliputi: non-technical skills, including generic skills, essential skills, soft skills, key competencies, transferable skills, enterprise skills and general capabilities. Employability skill diperoleh pada saat seseorang mengikuti pembelajaran. Ketrampilan non teknik (non-technical skills) bukan saja ketrampilan yang berhubungan dengan kemampuan bekerja secara langsung, tetapi kemampuan yang secara luas yang berhubungan dengan kemasyarkatan, seperti kewarganegaraan dan etika berperilaku. Kompetensi kunci (key competencies) adalah kompetensi yang berkaitan dengan jenis pekerjaan. Sedangkan transferable skills adalah ketrampilan mentranfer jika ditempat pekerjaan ada perkembangan/perubahan ketrampilan kunci. Seseorang yang memiliki employability skill yang baik akan mempunyai kinerja yang baik pula.
Goodwin (2012: 3) membuat kerangka kerja yang menghubungkan antara employability skills, technical skills, dan ketrampilan inti dalam berbahasa dan berhitung dikaitkan dengan kinerja. Kerangka kerja tersebut menunjukkan bahwa kinerja sangat ditentukan oleh ketrampilan bekerja, ketrampilan teknik, ketrampilan berbahasa dan berhitung. Employability skills adalah suatu ketrampilan yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan atau untuk dapat tetap bekerja, meliputi ketrampilan personal, ketrampilan interpersonal, sikap kebiasaan, dan perilaku (Lankard, 1990). Employability skills juga dimaknai sebagai sekumpulan ketrampilan non-teknis yang bersifat dapat ditransfer yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja, untuk tetap bertahan dan mengembangkan karir di tempat kerja, ataupun untuk pengembangan karir di tempat kerja baru (Yorke, 2006). Dari beberapa pendapat diatas, employability skills dapat disimpulkan sebagai ketrampilan teknis dan non teknis yang dapat digunakan untuk bekerja.
MENUJU SMK SISTEM FULLDAY
SMK sistem fullday tidak lain bertujuan untuk mencapai tingkat employability skills siswa yang tinggi. Tujuan ini sangat penting karena mengfokuskan lulusan SMK yang siap bekerja, baik untuk dirinya maupun orang lain, adalah erat kaitannya dengan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran di sekolah. Menambah atau bahkan mengaburkan dengan tujuan lain bisa jadi akan memperburuk citra SMK bahkan menurunkan kualitas lulusannya. Secara mudah bagaimana SMK sistem fullday bekerja adalah seperti yang gambar di bawah ini.
SMK Sistem Fullday |
Gambar di atas menunjukkan bahwa SMK sistem fullday memiliki konsekuensi yang sangat luas. Pencapaian pengetahuan dan ketrampilan serta sikap siswa harus memiliki nilai lebih dari SMK sistem reguler. Pengetahuan yang dicapai harus sampai pada tahap mencipta, sementara ranah keterampilan SMK sistem fullday harus mencapai level kompetensi yang lebih kuat dan tajam. Demikian juga sikap siswa yang dihasilkan adalah lebih baik dari SMK lainnya. Guna menjamin ketercapaian employability skills siswa yang tinggi, SMK harus memiliki dukungan kuat dari dalam maupun luar institusi. Dari internal sekolah penguatan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) sudah harus memiliki kelebihan dan keunggulan. Dari eksternal sekolah meliputi DUDI sebagai mitra wajib, asosiasi profesi dan LSP sebagai tolok ukur ketercapaian setiap kompetensi siswa menjadi sangat penting. Ketercapaian proses kualitas pelatian dapat terlihat dari berjalannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) minimal 6 bulan, magang minimal 8 bulan (khusus untuk SMK 4 tahun) dengan baik, berjalannya Teaching Factory atau Unit Produksi atau Bisnis Center sampai menghasilkan profit. Berdasarkan kebutuhan DUDI lulusan SMK selain dibutuhkan kualifikasi minimal tamatan, tetapi juga dituntut memiliki kemampuan pengembangan karir sebagai pekerja. Kualifikasi minimal tamatan, sekolah dapat dilakukan dengan dengan penajaman kompetensi, pengelolaan Usaha Produk Kreatif, Revitalisasi Teaching Factory atau Unit Produksi atau Bisnis Center, menumbuhkan Gerakan Budi Pekerti,Gerakan Literasi Sekolah, Sinkronisasi Kurikulum DUDI dan sekolah, Uji kompetensi dan sertifikasi minimal LSP P 1, Praktek Kerja Lapangan (PKL) 6 bulan, Magang 8 bulan (SMK 4 th) dan menguasai bahasa internasional selain English. Sementara pengembangan karir siswa, sekolah dapat melakukan pramuka yang mendukung kompetensi siswa, SMK ber-KAIZEN, mengembangkan ketarunaan/ke-smapta- an, mengadakan kegiatan Achievement Motivation Training, pengembangan karir pakai model Adversity Quotient, SMK siaga bencana dan kegiatan Safety Health Environmental (SHE).
Download Panduan Praktis SMK Fullday
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Panduan Praktis SMK Fullday ini silahkan lihat pada file preview atau download file di bawah ini:Panduan Praktis SMK Fullday
Download File:
PANDUAN FULL DAY SMK.pdf
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Panduan Praktis SMK Fullday. Semoga bisa bermanfaat.
Sumber: Direktorat Pembinaan SMK - Kemdikbud
Terima kasih atas minat Anda untuk membaca postingan 'Panduan Praktis SMK Fullday'. Akhirnya, kami berharap semoga info ini bermanfaat
Baca: Cara Download File